1.
Sejarah AI
Sebenarnya sejak dari mula orang menghendaki agar
komputer dapat bekerja sepandai yang dapat dilakukan manusia dan dapat bekerja
lebih cepat. Penelitian-penelitian sehubungan dengan kecerdasan buatan sejak
tahun 1950.
Adapun perkembangan Artifisial Inteligence adalah sebagai berikut:
-1950 Alan Turing
memperkenalkan metode uji terhadap suatu mesin komputer untuk membuktikan
apakah komputer tersebut mempunyai kecerdasan seperti manusia atau tidak.
Metoda yang dipakai adalah dengan meletakkkan seorang operator pada ruang A
menghadapi sebuah keyboard dan monitor, sedang pada ruang B diletakkan sebuah
komputer. Kemudian keduanya dilibatkan dalam sebuah tanya jawab selama 30-60
menit. Jika sang operator di ruang A dapat menebak bahwa yang di ruang B adalah
seorang manusia juga, maka komputer di ruang B dianggap mempunyai kecerdasan
buatan.
-1955 Allen Newel, J.
C. Shaw dan Herbert Simon membuat bahasa IPL-II (Information Proccesing
Language-II) yang merupakan bahasa pertama untuk proyek kecerdasan buatan ini.
-1956 Nama Artificial
Intelligence (AI) pertama kali diperkenalkan oleh John McCarthy pada bidang
baru ini dan LT (logic Theorist) yang dikembangkan oleh Newell, Shaw dan Simon
dianggap sebagai program AI yang petama.
-1957 Newell, Shaw dan
Simon mulai mengembangkan General Problem Solving.
-1958 Bahasa LISP (List
Processing) dibuat oleh John Mccarthy di Massachusetts Institute of Technology
-1959 Arthur Samuel
membuat program permainan Checker yang dipublikasikan dalam papernya berjudul
‘Some Studies in Machine Learning Using the Game Checkers’ dalam IBM Journal of
Reasearch and Development.
-1960 John McCarthy dan
Marvin Minsky mulai memimpin proyek AI di Massachusetts Institute of Technology
-1961 Marvin Minsky
menulis artikel “Step toward Artificial Intelligence”.
-1964 Daniel G. Bobrow
menyelesaikan Ph. D. Dengan thesisnya mengenai Student, yaitu bahasa natural
yang dapat menyelesaikan masalah aljabar di sekolah lanjutin.
-1965 Stanford
University Heuristic Programming Project (HPP) mulai melakukan penelitian
tentang Expert Systems (sistem pakar)
-1966 Joseph Wiezenbaum
membuat ELIZA, program psychology yang dapat meniru respon seorang therapist
dalam berdialog dengan pasiennya. Kemudian Richard D. Greenbalt mulai
mengembangkan program komputer untuk permainan catur.
-1966-1972 SRI
International mengembangkan sebuah robot mobil
-1970 Patrick H.
Winston menulis thesisnya yang berjudul “Learning Structural Description from
Examples”, yaitu sebuah program yang dapat belajar dari contoh yang diberikan.
Jack D. Myers dan Harry E. Pople mulai mengerjakan Interist di University of
Pitsburg, sebuah sistem yang membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit. Allain
Colmeraur mulai mengembangkan bahasa Prolog. Bahasa ini juga dikembangkan di
Edinburg, London dan Budapest. Terry Winograd, di MIT menulis SHRDLU dalam
thesisnya, yaitu sebuah program pengenal bahasa manusia.
-1971 Nills Nilson dan
Richard Fikers menyelesaikan STRIPS di SRI International. MACSYMA digunakan
pertama kali. Programini untuk memecahkan masalah kalkulus, diferensial dan
integral, serta menyederhanakan ekspresi simbolik.
-1971-1976 United
States Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) mensponsori penelitian
Speech Understanding Research (SUR) Program
-1972 Wiiliam Woods dan
kawan-kawan mengembangkan LUNAR di Bolt Beranek bersama Newman. Program ini
dipergunakan untuk geolog dalamevaluasi material yang diperoleh dari bulan pada
missi Apolo-11
-1973 SUMEX-AIM
(Stanford University Medical Experimental Compute Project – Artificial
Inteligence in Machine) dibentuk untuk pengembangan teknik-teknik kecerdasan
buatan dalam bidang kedokteran. Penelitian ini disponsori oleh National
Institute of Health
-1975 DARPA mulai
mensponsori penelitian pengenalan citra (vision) termasuk pengembangan teori
vision perangkat keras untuk image processing
-1976 Douglas B. Lenat
menulis AM, sebuah program belajar yang mendefinisikan dan mengevaluasi konsep
matematika dalam teori himpunan dan bilangin. Kemudian Randall Davis
mempublikasikan thesis Ph. D nya mengenai Teiresias di Stanford University.
Sistem ini berfungsi untuk memasukkan dan mengubah basis pengetahuan dalam
sistem pakar.
-1977 Sistem pakar
pertama yang dirancang dengan menggunakan bahasa prolog di Hungary Institute
for Computer Coordination di Budapest
-1978 R. O. Duda dan
kawan-kawan di SRI International mempublikasikan paper mengenai Prospector,
sebuah sistem pakar yang membantu dalam eksplorasi geologi.
-1980 XCON, sistem pakar
pertama yang sukses digunakan secara komersial di Digital Equipment
Corporation, Prototipe XCON dikembangkan oleh John McDemott dan Carneige-Mellon
University
- 1981 Jepang
mengumumkan proyek komputer generasi kelimanya
-1982 Microelectrnics
and Computer Technology Corporation (MCTC) dibentuk di Amerika Serikat untuk
menandingi praogram generasi kelima Jepang. United Kingdom memulai Alvery
Program of Advanced Information Technology untuk penelitian komputer generasi kelima
-1983 Masyarakat
Ekonomi Eropa membentuk ESPIRIT untuk kompetisi dalam pengembangan komputer
generasi kelima.
Demikianlah sebagian sejarah perkembangan konsep
kecerdasan buatan yang ada di komputer, yang hingga saat ini masih terus
berkembang.
Analisa
:
Teknologi semakin lama semakin jauh berkembang dalam hal
ini kercerdasan manusia terus dan terus selalu berkembang walau terjadi banyak
perdebatan tetatpi bagi mereka yang ingin menggali lebih lagi tentang AI
pastinya tetap akan mengembangkannya. Di mulai dari imajinasi manusia mampu
mewujudkan apa yang sebelumnya dirasa mustahil. Perkemangan ini bukan hanya
sampai hari ini tetapi akan berlanjut karena manusia yang sifatnya tidak pernah
puas dengan segala sesuatu.
Dimulai pada tahun 1950 yang ingin membuktikan apakah
ciptaan manusia berupa komputer mempunyai kecerdasan yang mirip dengan manusia
atau tidak, dilakukanlah sebuah tes yang disebut tes Turing kemudian berlanjut
sampai pada tahun 1956 diperkenalkanlah yang disebut AI oleh John McCarthy dan
hingga saat ini masih terus dikembangkan.
2.
AI dan Kognisi Manusia
Semua
orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah
bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak
sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta
kognisi manusia.
Otak
sebagai mesin berpikir. Apa yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir
kita, yang disebut otak, adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental
dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin
AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak.
Beberapa
program komputer bekerja lebih efektif dari pada pikiran manusia, dan
kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal.
Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang
mendetail, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia. Beberapa tugas lain
seperti menggeneralisasi dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan
paling baik oleh manusia dan komputer masih kalah baik.
Sebuah
konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron yang juga masih
dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis (seperti infranstruktur otak)
yang menghubungkan unit-unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman
Beberapa
usaha telah berhasil. Cara pandang baru mengenai kognisi manusia telah
menimbulkan banyak antusiasme di antara para pendukungnya. Bahkan seorang
mahasiswa yang kebetulan mempelajari tentang psikologi kognitif harus peka pada
konstribusi penting terhadap dunia psikologi ini dan berperan serta pada
perkembangannya di masa depan.
Pada
dasarnya pikiran manusia adalah murni proses manusia yang bahkan jika
disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu diduplikasi oleh
program-program AI.
Analisa
:
AI
dibuat untuk meniru kecerdasan manusia, baik input, proses atau pun outputnya.
Walaupun bisa meniru cara kerja kognis manusia tetapi tetap hanya sebuah tiruan
yang sampai kapan pun tak bisa menyerupai tiruannya karena kognisi manusia yang
kompleks dan rumit dijelaskan dia atas bahwasanya pikiran manusia adalah murni
proses manusia yang bahkan jika disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak
akan mampu diduplikasi oleh program-program AI.
AI
dan kognisi mempunyai kesamaan yakni dalam hal input, proses dan ouput jika
dalam AI yang di input, diproses, dan di output adalah adalah data maka dalam
kognisi manusia adalah stimulus.
3.
AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Pary, Net Talk)
Antusiasme
para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing
(tes menyusun sebuah tes yang melibatkan komunikasi antar manusia yang
melontarkan pertanyaan dengan mahkluk pengguna bahasa) dan kemudian menuliskan program yang
dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa dipisahkan dari
respon manusia. Dengan menampilkan perspektif dari pandangan yang tersembunyi,
sekarang beberapa program ini menjadi tampak sedikit aneh, tetapi ilmu
pengetahuan memang seringkali berkembang seperti itu.
ELIZA
Salah
satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, ELIZA, ditulis oleh
Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep
aslinya. Pada satu program yang spesifik bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran
seperti seorang psikiater.
Respon
dari komputer cenderung stereotip, misalnya dia diprogram untuk merespons
beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari
kalimat aslinya. Seperti ketika “pasien”
mengatakan kata kunci “I’m”, ELIZA merespons dengan gaya tutur seperti “Aku turut bersedih mendengar kamu...” Jika
tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya
yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang
lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan, perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok,
dan seterusnya, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut pengertian.
Eliza kekurangan akan hal itu.
PARRY
Colby,
Hilf, Weber, dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut
program ini PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka
memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa
proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons
manusia . Colby dan para rekan-rekan pelitinya mengarahkan komputer tersebut
untuk melakukan tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk
mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan.
Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons.
Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu
merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini
juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model
pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
Net Talk
Program
ini berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan Net Talk. Program
ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di
Universitas Princeton. Dalam program ini, Net Talk membaca tulisan dan mengucapkannya
keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit
(neuron) dan ribuan koneksi. Net Talk “membaca keras-keras” dengan cara
mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa.
Sistem ini, seperti sistem-sistem lain yang sudah kita ketahui sebelumnya,
memiliki tiga lapisan : lapisan inout, di mana setiap unit merespons sebuah
tulisan: lapisan output, di mana unit menampilkan ke 55 fonem dalam bahasa
Inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, di mana setiap unit ditambahkan
koneksinya pada setiap unit input maupun output.
Net
Talk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan
menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang
konstektual. Di sini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap
dengan bunyi yang berbeda. Setiap Net Talk membaca sebuah kata, program ini
membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia,
kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan
Analisa
:
Setiap yang dibuat manusia pastinya memliki beberapa
kelemahan mulai dari teknologi atau semacamnya. Manusia yang bersikeras bisa
membuat tiruan kognisi manusia. Program ELIZA misalnya yakni jika tidak ada
kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang
tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih
awal, atau walaupun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang
mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program
ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model
pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
4. Peran AI dalam
psikologi (penggunaan AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk
mendukung sistem pengambilan keputusan)
Kepandaian buatan (AI) diartikan secara luas sebagai
cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer
(perangkat keras) dan program-program komputer (perangkat lunak) yang mampu
meniru fungsi kognisi manusia. Sedangkan psikologi bisa diartikan sebagai ilmu
mengenai jiwa, dalam hal ini kaitan atau peran AI yang paling dekat adalah
psikologi kognitif, psikologi kognitif lebih menekankan mengenai kognisi
manusia, dalam perkembangannya manusia menginginkan sesuatu yang lebih seperti
halnya ingin menyamakan sebuah mesin dengan meniru kepandaian kognisi manusia,
walau dalam perjalananya terdapat perdebatan tetapi eksperimen terus diupayakan
agara bisa berhasil, hasilnya bisa kita nikmati semakin canggihnya sebuah mesin
atau teknologi ciptaan manusia yang bisa membantu pekerjaan sehari-hari
manusia.
Sebenarnya
merancang komputer yang mampu memecahkan masalah yang spesifik adalah hal yang
mudah, yang sulit adalah merancang program yang serba bisa untuk mengatasi
berbagai masalah yang sulit. Dan merancang sebuah program yang akan mampu
beradaptasi serta mempelajari solusi atas masalah yang beraneka ragam sampai
sejauh ini dipandang sebagai hal yang mustahil. Tetapi tujuan dari banyak ahli
AI kontemporer adalah untuk merancang program pembelajaran yang mampu
memecahkan masalah. Peran AI dalam hal ini jelas yakni agar mampu memecahkan
berbagai macam masalah. Contoh bagaimana sistem AI mampu memecahkan masalah
yakni terkadang manusia dalam praktek psikologi merasa bingung atau terlalu
lama dalam menentukan diagnosa sesuatu maka Ai bisa hadir dalam solusi tersebut.
Bagaimana menetapkan suatu diagnosa dalam klinis atau inteligensi atau
menentukan validitas atau reliabilitas suatu data bisa ditentukan dengan
memanfaatkan teknologi AI.
Analisa:
Tujuan
dari AI ialah untuk merancang program pembelajaran yang mampu memecahkan
masalah. Ini sama saja seperti halnya membantu pekerjaan manusia walau dalam
eksperimennya selalu mengundang perdebatan. AI dirancang juga untuk bisa meniru
kecerdasan manusia dan inilah yang menjadi perdebatan banyak orang selain
kemustahilan dikembangkannya akan hal itu. Dalam hal ini dirasa ingin
menandingi ciptaan Tuhan yang sampai kapan pun tak ada yang bisa ditandingi
ciptaan Nya, tetapi hal itu pastinya punya persepsi yang berbeda-beda ada yang
menjadikan itu sebagai sebuah motivasi atau sebuah penentangan.
Segala
sesuatu yang diciptakan manusia harunya mampu menciptakan manfaat kepada
manusia itu sendiri, manfaat yang bisa membantu pekerjaan manusia atau memudahkan
pekerjaan manusia. Tingkat kognisi manusia yang semakin berkembang harusnya
mampu meningkatkan kualitas ciptaannya tanpa adanya keterbatasan dalam
membangun kreativitas. Bagaimana menetapkan suatu diagnosa dalam klinis atau
inteligensi atau menentukan validitas atau reliabilitas suatu data bisa
ditentukan dengan memanfaatkan teknologi AI adalah sebagian dari hasil
kreatifitas manusia.
Sumber :
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga.
S, Suryadi. H. (1996). Pengenalan komputer. Jakarta: Gunadarma.
0 komentar:
Posting Komentar