Text-Ads

Rabu, 12 Februari 2014

Tentang Artificial Inteligence

1. Sejarah AI
            Sebenarnya sejak dari mula orang menghendaki agar komputer dapat bekerja sepandai yang dapat dilakukan manusia dan dapat bekerja lebih cepat. Penelitian-penelitian sehubungan dengan kecerdasan buatan sejak tahun  1950.
            Adapun perkembangan Artifisial Inteligence  adalah sebagai berikut:
-1950 Alan Turing memperkenalkan metode uji terhadap suatu mesin komputer untuk membuktikan apakah komputer tersebut mempunyai kecerdasan seperti manusia atau tidak. Metoda yang dipakai adalah dengan meletakkkan seorang operator pada ruang A menghadapi sebuah keyboard dan monitor, sedang pada ruang B diletakkan sebuah komputer. Kemudian keduanya dilibatkan dalam sebuah tanya jawab selama 30-60 menit. Jika sang operator di ruang A dapat menebak bahwa yang di ruang B adalah seorang manusia juga, maka komputer di ruang B dianggap mempunyai kecerdasan buatan.
-1955 Allen Newel, J. C. Shaw dan Herbert Simon membuat bahasa IPL-II (Information Proccesing Language-II) yang merupakan bahasa pertama untuk proyek kecerdasan buatan ini.
-1956 Nama Artificial Intelligence (AI) pertama kali diperkenalkan oleh John McCarthy pada bidang baru ini dan LT (logic Theorist) yang dikembangkan oleh Newell, Shaw dan Simon dianggap sebagai program AI yang petama.
-1957 Newell, Shaw dan Simon mulai mengembangkan General Problem Solving.
-1958 Bahasa LISP (List Processing) dibuat oleh John Mccarthy di Massachusetts Institute of Technology
-1959 Arthur Samuel membuat program permainan Checker yang dipublikasikan dalam papernya berjudul ‘Some Studies in Machine Learning Using the Game Checkers’ dalam IBM Journal of Reasearch and Development.
-1960 John McCarthy dan Marvin Minsky mulai memimpin proyek AI di Massachusetts Institute of Technology
-1961 Marvin Minsky menulis artikel “Step toward Artificial Intelligence”.
-1964 Daniel G. Bobrow menyelesaikan Ph. D. Dengan thesisnya mengenai Student, yaitu bahasa natural yang dapat menyelesaikan masalah aljabar di sekolah lanjutin.
-1965 Stanford University Heuristic Programming Project (HPP) mulai melakukan penelitian tentang Expert Systems (sistem pakar)
-1966 Joseph Wiezenbaum membuat ELIZA, program psychology yang dapat meniru respon seorang therapist dalam berdialog dengan pasiennya. Kemudian Richard D. Greenbalt mulai mengembangkan program komputer untuk permainan catur.
-1966-1972 SRI International mengembangkan sebuah robot mobil
-1970 Patrick H. Winston menulis thesisnya yang berjudul “Learning Structural Description from Examples”, yaitu sebuah program yang dapat belajar dari contoh yang diberikan. Jack D. Myers dan Harry E. Pople mulai mengerjakan Interist di University of Pitsburg, sebuah sistem yang membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit. Allain Colmeraur mulai mengembangkan bahasa Prolog. Bahasa ini juga dikembangkan di Edinburg, London dan Budapest. Terry Winograd, di MIT menulis SHRDLU dalam thesisnya, yaitu sebuah program pengenal bahasa manusia.
-1971 Nills Nilson dan Richard Fikers menyelesaikan STRIPS di SRI International. MACSYMA digunakan pertama kali. Programini untuk memecahkan masalah kalkulus, diferensial dan integral, serta menyederhanakan ekspresi simbolik.
-1971-1976 United States Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) mensponsori penelitian Speech Understanding Research (SUR) Program
-1972 Wiiliam Woods dan kawan-kawan mengembangkan LUNAR di Bolt Beranek bersama Newman. Program ini dipergunakan untuk geolog dalamevaluasi material yang diperoleh dari bulan pada missi Apolo-11
-1973 SUMEX-AIM (Stanford University Medical Experimental Compute Project – Artificial Inteligence in Machine) dibentuk untuk pengembangan teknik-teknik kecerdasan buatan dalam bidang kedokteran. Penelitian ini disponsori oleh National Institute of Health
-1975 DARPA mulai mensponsori penelitian pengenalan citra (vision) termasuk pengembangan teori vision perangkat keras untuk image processing
-1976 Douglas B. Lenat menulis AM, sebuah program belajar yang mendefinisikan dan mengevaluasi konsep matematika dalam teori himpunan dan bilangin. Kemudian Randall Davis mempublikasikan thesis Ph. D nya mengenai Teiresias di Stanford University. Sistem ini berfungsi untuk memasukkan dan mengubah basis pengetahuan dalam sistem pakar.
-1977 Sistem pakar pertama yang dirancang dengan menggunakan bahasa prolog di Hungary Institute for Computer Coordination di Budapest
-1978 R. O. Duda dan kawan-kawan di SRI International mempublikasikan paper mengenai Prospector, sebuah sistem pakar yang membantu dalam eksplorasi geologi.
-1980 XCON, sistem pakar pertama yang sukses digunakan secara komersial di Digital Equipment Corporation, Prototipe XCON dikembangkan oleh John McDemott dan Carneige-Mellon University
- 1981 Jepang mengumumkan proyek komputer generasi kelimanya
-1982 Microelectrnics and Computer Technology Corporation (MCTC) dibentuk di Amerika Serikat untuk menandingi praogram generasi kelima Jepang. United Kingdom memulai Alvery Program of Advanced Information Technology untuk penelitian komputer  generasi kelima
-1983 Masyarakat Ekonomi Eropa membentuk ESPIRIT untuk kompetisi dalam pengembangan komputer generasi kelima.
            Demikianlah sebagian sejarah perkembangan konsep kecerdasan buatan yang ada di komputer, yang hingga saat ini masih terus berkembang.
Analisa :
            Teknologi semakin lama semakin jauh berkembang dalam hal ini kercerdasan manusia terus dan terus selalu berkembang walau terjadi banyak perdebatan tetatpi bagi mereka yang ingin menggali lebih lagi tentang AI pastinya tetap akan mengembangkannya. Di mulai dari imajinasi manusia mampu mewujudkan apa yang sebelumnya dirasa mustahil. Perkemangan ini bukan hanya sampai hari ini tetapi akan berlanjut karena manusia yang sifatnya tidak pernah puas dengan segala sesuatu.
            Dimulai pada tahun 1950 yang ingin membuktikan apakah ciptaan manusia berupa komputer mempunyai kecerdasan yang mirip dengan manusia atau tidak, dilakukanlah sebuah tes yang disebut tes Turing kemudian berlanjut sampai pada tahun 1956 diperkenalkanlah yang disebut AI oleh John McCarthy dan hingga saat ini masih terus dikembangkan.

2. AI dan Kognisi Manusia
Semua orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta kognisi manusia.
Otak sebagai mesin berpikir. Apa yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir kita, yang disebut otak, adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak.
Beberapa program komputer bekerja lebih efektif dari pada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang mendetail, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia. Beberapa tugas lain seperti menggeneralisasi dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan paling baik oleh manusia dan komputer masih kalah baik.
Sebuah konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron yang juga masih dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis (seperti infranstruktur otak) yang menghubungkan unit-unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman
Beberapa usaha telah berhasil. Cara pandang baru mengenai kognisi manusia telah menimbulkan banyak antusiasme di antara para pendukungnya. Bahkan seorang mahasiswa yang kebetulan mempelajari tentang psikologi kognitif harus peka pada konstribusi penting terhadap dunia psikologi ini dan berperan serta pada perkembangannya di masa depan.
Pada dasarnya pikiran manusia adalah murni proses manusia yang bahkan jika disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu diduplikasi oleh program-program AI.
Analisa :
AI dibuat untuk meniru kecerdasan manusia, baik input, proses atau pun outputnya. Walaupun bisa meniru cara kerja kognis manusia tetapi tetap hanya sebuah tiruan yang sampai kapan pun tak bisa menyerupai tiruannya karena kognisi manusia yang kompleks dan rumit dijelaskan dia atas bahwasanya pikiran manusia adalah murni proses manusia yang bahkan jika disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu diduplikasi oleh program-program AI.
AI dan kognisi mempunyai kesamaan yakni dalam hal input, proses dan ouput jika dalam AI yang di input, diproses, dan di output adalah adalah data maka dalam kognisi manusia adalah stimulus.
3. AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Pary, Net Talk)
Antusiasme para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing (tes menyusun sebuah tes yang melibatkan komunikasi antar manusia yang melontarkan pertanyaan dengan mahkluk pengguna bahasa)  dan kemudian menuliskan program yang dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa dipisahkan dari respon manusia. Dengan menampilkan perspektif dari pandangan yang tersembunyi, sekarang beberapa program ini menjadi tampak sedikit aneh, tetapi ilmu pengetahuan memang seringkali berkembang seperti itu.
ELIZA
Salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, ELIZA, ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater.
Respon dari komputer cenderung stereotip, misalnya dia diprogram untuk merespons beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika  “pasien” mengatakan kata kunci “I’m”, ELIZA merespons dengan gaya tutur seperti  “Aku turut bersedih mendengar kamu...” Jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan,  perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut pengertian. Eliza kekurangan akan hal itu.
PARRY
Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons manusia . Colby dan para rekan-rekan pelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons. Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
Net Talk
Program ini berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan Net Talk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Princeton. Dalam program ini, Net Talk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (neuron) dan ribuan koneksi. Net Talk “membaca keras-keras” dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini, seperti sistem-sistem lain yang sudah kita ketahui sebelumnya, memiliki tiga lapisan : lapisan inout, di mana setiap unit merespons sebuah tulisan: lapisan output, di mana unit menampilkan ke 55 fonem dalam bahasa Inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, di mana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output.
Net Talk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang konstektual. Di sini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap Net Talk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan
Analisa :
            Setiap yang dibuat manusia pastinya memliki beberapa kelemahan mulai dari teknologi atau semacamnya. Manusia yang bersikeras bisa membuat tiruan kognisi manusia. Program ELIZA misalnya yakni jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal, atau walaupun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
4. Peran AI dalam psikologi (penggunaan AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung sistem pengambilan keputusan)
            Kepandaian buatan (AI) diartikan secara luas sebagai cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer (perangkat keras) dan program-program komputer (perangkat lunak) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia. Sedangkan psikologi bisa diartikan sebagai ilmu mengenai jiwa, dalam hal ini kaitan atau peran AI yang paling dekat adalah psikologi kognitif, psikologi kognitif lebih menekankan mengenai kognisi manusia, dalam perkembangannya manusia menginginkan sesuatu yang lebih seperti halnya ingin menyamakan sebuah mesin dengan meniru kepandaian kognisi manusia, walau dalam perjalananya terdapat perdebatan tetapi eksperimen terus diupayakan agara bisa berhasil, hasilnya bisa kita nikmati semakin canggihnya sebuah mesin atau teknologi ciptaan manusia yang bisa membantu pekerjaan sehari-hari manusia.
Sebenarnya merancang komputer yang mampu memecahkan masalah yang spesifik adalah hal yang mudah, yang sulit adalah merancang program yang serba bisa untuk mengatasi berbagai masalah yang sulit. Dan merancang sebuah program yang akan mampu beradaptasi serta mempelajari solusi atas masalah yang beraneka ragam sampai sejauh ini dipandang sebagai hal yang mustahil. Tetapi tujuan dari banyak ahli AI kontemporer adalah untuk merancang program pembelajaran yang mampu memecahkan masalah. Peran AI dalam hal ini jelas yakni agar mampu memecahkan berbagai macam masalah. Contoh bagaimana sistem AI mampu memecahkan masalah yakni terkadang manusia dalam praktek psikologi merasa bingung atau terlalu lama dalam menentukan diagnosa sesuatu maka Ai bisa hadir dalam solusi tersebut. Bagaimana menetapkan suatu diagnosa dalam klinis atau inteligensi atau menentukan validitas atau reliabilitas suatu data bisa ditentukan dengan memanfaatkan teknologi AI.
Analisa:
Tujuan dari AI ialah untuk merancang program pembelajaran yang mampu memecahkan masalah. Ini sama saja seperti halnya membantu pekerjaan manusia walau dalam eksperimennya selalu mengundang perdebatan. AI dirancang juga untuk bisa meniru kecerdasan manusia dan inilah yang menjadi perdebatan banyak orang selain kemustahilan dikembangkannya akan hal itu. Dalam hal ini dirasa ingin menandingi ciptaan Tuhan yang sampai kapan pun tak ada yang bisa ditandingi ciptaan Nya, tetapi hal itu pastinya punya persepsi yang berbeda-beda ada yang menjadikan itu sebagai sebuah motivasi atau sebuah penentangan.
Segala sesuatu yang diciptakan manusia harunya mampu menciptakan manfaat kepada manusia itu sendiri, manfaat yang bisa membantu pekerjaan manusia atau memudahkan pekerjaan manusia. Tingkat kognisi manusia yang semakin berkembang harusnya mampu meningkatkan kualitas ciptaannya tanpa adanya keterbatasan dalam membangun kreativitas. Bagaimana menetapkan suatu diagnosa dalam klinis atau inteligensi atau menentukan validitas atau reliabilitas suatu data bisa ditentukan dengan memanfaatkan teknologi AI adalah sebagian dari hasil kreatifitas manusia.

Sumber :
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga.

S, Suryadi. H. (1996). Pengenalan komputer. Jakarta: Gunadarma.

 
Powered by Blogger